Domba Batur Dieng

Jika garut punya domba garut, maka kali ini dieng memiliki domba dieng yang seperti biri-biri dari Selandia Baru. Domba dieng disebut juga domba batur yang cocok untuk hidup di dataran tinggi dieng karena tahan terhadap cuaca dingin dan perkembangannya cukup pesat. Belum banyak yang membudidayakannya secara besar-besaran.

Festival Domba Batur

Domba Batur

Dalam festival ini ratusan domba ikut dilombakan baik perorangan ataupun kelompok. Pada festival domba batur mereka akan dinilai yang terbaik, ada dua kategori dalam lomba cukur bulu domba yakni dengan menggunakan Gunting manual dan alat cukur elektrik yang lebih modern.

Bulu domba ini termasuk lebat jadi butuh trik khusus dalam mencukurnya. Kriteria penilaian dalam menggunting domba sama saja baik manual ataupun elektrik yang dinilai adalah kepiawaian peternak dalam mencukur bulu termasuk kebersihan, kecepatan, skill masing-masing peternak menjadi nilai tambah. Domba yang kulitnya terkena cukur maka akan mendapatkan nilai minus.

Domba batur bukanlah domba asli dataran tinggi dieng, sekitar tahun 70-an ketika orde baru yaitu Presiden Soeharto berkuasa menyerahkan bantuan domba merino dari Australia untuk perkembangbiakan di Dieng. Oleh peternak setempat kemudian di kawin silangkan dengan domba gembel, dieng dan hasilnya adalah domba ini.

Ciri-Ciri Domba Batur

Domba ini memiliki segudang kelebihan dan cocok di jadikan hewan kurban.

  • Domba batur memiliki postur yang besar
  • Berbobot antara 80-170 kg,
  • Berbulu tebal.
  • Berbulu halus.
  • Bentuk kepala lebih besar.
  • Daging yang dihasilkan lebih banyak.
  • Kulit lebih tebal.
  • Menghasilkan susu yang baik untuk di konsumsi.

Perawatan Domba Batur

Domba ini menurut peternak dieng perawatannya cukup mudah dan jarang sekali terkena penyakit. Karena cocok dengan suhu udara di daerah dieng. Pakan yang biasa diberikan adalah rumput dengan perawatan cukur bulu 3-6 bulan sekali.

Pemanfaatan Bulu Domba

Dahulu bulu domba yang tebal dianggap sebagai limbah saja sekarang di manfaatkan sebagai kerajinan yang bernilai rupiah. Dibuat menjadi bahan gantungan kunci hingga isian bantal yang empuk.

  1. Siapkan domba untuk di cukur bulunya, minimal 2 orang.
  2. Lalu cukur habis bulu domba.
  3. Jika sudah gundul bulu akan makin tumbuh subur dan sehat. Cukurlah minimal 3-6 bulan sekali.
  4. Bersihkan bulu domba sampai kotoran bersih agar terbebas dari kuman.
  5. Jemur bulu domba di bawah sinar matahari.

Jika dibandingkan dengan bulu sintesis penyusun bantal atau boneka, bulu domba dipercaya lebih aman dan nyaman tidak menyebabkan alergi pada kulit. Pembuatan bulu domba batur menjadi kerajinan tangan prosesnya cukup sederhana skalanya pun masih rumahan. Dibantu dengan jarum, bulu domba halus yang sudah dipisahkan lalu ditusuk-tusuk dan di bentuk menjadi mainan kunci hingga dijual dengan harga 10rb/pcs.

Harga jual domba batur saat musim menjelang kurban berkisar antara 2,5-3,8jt. Namun jika seekor domba menang dalam festival nilai jual akan semakin tinggi.